Blogger news



Mendesain Tempat Usaha di Rumah

MEMILIKI tempat usaha di rumah sudah menjadi hal lazim. Alasannya, selain harga menyewa toko relatif mahal, budget yang dikeluarkan pun pasti besar. Tak heran, sejumlah orang memilih menjadikan hunian mereka tempat usaha ketimbang harus menyewa tempat baru.

Dengan kata lain, meniadakan jarak antara rumah dan tempat usaha (digabung) otomatis memangkas banyak hal, dari biaya, mobilisasi, hingga meminimalkan waktu tempuh ke lokasi kerja.

Arsitek Briyan Talaosa menyatakan, membuat tempat usaha di rumah bakal memudahkan pemilik rumah yang juga pemilik usaha untuk mengendalikan usahanya. Dalam arti, sambilan alias serius tapi santai. Lebih dari itu, untuk masalah lahan, tentu bila diterapkan di rumah, si empunya rumah bisa memanfaatkan ruang yang ada. Kendati demikian, tetap perhatikan jenis usahanya.

Sebelum memutuskan untuk membuat usaha di rumah, sebaiknya putuskan atau tentukan terlebih dahulu jenis usaha apa yang ingin Anda jalankan. Bila tidak ingin merusak keadaan existing-nya, maka yang di-setting adalah furnitur. ”Maksudnya, furnitur disesuaikan dengan kebutuhan jenis usaha yang dilakukan di rumah,” imbuh Briyan.


Ambil contoh, sebut Briyan, counter handphone atau usaha makanan. Jenis usaha ini biasanya mengharuskan kita untuk berhubungan langsung dengan konsumen. Jadi, yang harus dilakukan adalah siapkan boot atau counter-nya. Biasanya area yang sering digunakan adalah garasi. Area ini paling mudah untuk dialihfungsikan sebagai tempat usaha. Sebab, intensitas pemakaiannya lebih sering kosong daripada digunakan dan bersinggungan langsung dengan area luar. Konsepnya pun didesain moveable agar fungsi carport-nya atau posisi boot tadi bisa dipakai sesuai fungsi awal.

Contoh lain, kata Briyan, usaha warung internet. Usaha ini membutuhkan furnishing ulang. Sebab, warung internet umumnya membutuhkan meja dan kursi yang harus disiapkan.
Meski demikian, tidak harus konsep meja dan kursi yang digunakan. Banyak usaha internet yang memilih konsep lesehan. Selain lebih luas, cara ini meminimalkan penggunaan furnitur yang berlebihan. Hal penting lain adalah jaringan instalasi kabel untuk menunjang aktivitas di area tersebut. Briyan mengatakan, yang digunakan tentu yang praktis diekspos, namun harus tertata rapi. Atau bisa menggunakan cable protector yang fabrikasi atau bisa juga disembunyikan pada lantai yang kita tinggikan.

Jika memang tidak mau merusak dinding atau lantai existing-nya, Briyan menyarankan agar mencari pemecahan yang bersifat menambahkan. Misalnya cover instalasi kabel yang kita bentangkan di lantai. Agar tidak mengganggu aktivitas, ketinggian lantai ditambahkan dengan panggung-panggungan, bisa dari kayu ataupun plywood. ”Jadi, kabel tersembunyi di bawahnya. Selain itu, dari segi keuntungan, bila kita mau mengembalikan ke posisi ruang sebelumnya, tidak akan merusak kondisi sebelum kita memulai usaha rumahan tersebut,” ujar Briyan.

Bersinggungan dengan kenyamanan kurang lebih sama saat Anda mendesain ruang-ruang lain yang ada di dalam hunian. Tapi jika ada aktivitas yang melibatkan orang dalam jumlah banyak, maka penekanan flow atau space ruang gerak pengguna aktivitas pada ruang tersebut mesti diperhatikan.
Jangan sampai mengganggu aktivitas orang lain yang ada di dalam rumah. Briyan menyarankan, jika berhubungan dengan orang luar, sebaiknya pilih ruangan yang bersifat publik atau bersinggungan dengan area luar, seperti halaman, garasi, ataupun ruang tamu. Sementara bila jenis usaha tidak perlu melibatkan orang luar sebagai pengunjung, tetap bisa kita manfaatkan ruang pada area belakang atau malah di dalam rumah. Misalnya jasa jahit pakaian. Sebaiknya kegiatan produksi dilakukan di ruangan yang posisinya agak ke dalam.

Tidak jarang ruang tamu menjadi ruang yang tepat untuk usaha. Galeri, misalnya. Ruang tamu menjadi tempat yang tepat untuk jenis usaha yang bersifat mengekspos, seperti lukisan. Selain sebagai objek usaha, lukisannya bisa sekaligus dijadikan hiasan di ruang tersebut.

Untuk membagi fungsinya, Briyan menuturkan, cukup digabungkan saja. Sebab, bila dibagi malah akan membutuhkan space atau lahan yang cukup luas.

”Dengan catatan, penggabungan fungsi hanya bisa berlaku untuk jenis usaha tertentu yang cenderung dekoratif. Bila jenis usahanya tidak bisa sejalan dengan fungsi ruang awal, terpaksa dibagi pemisahannya, boleh dengan partisi atau sejenisnya,” kata Briyan.

Yang terpenting, ujar dia, Anda dituntut untuk cermat dalam membidik jenis usaha yang adaptatif terhadap kondisi hunian. Soal menyiasatinya, pasti ada seribu satu cara yang bisa Anda terapkan pada ruang yang ingin digunakan sebagai tempat usaha.

0 komentar

Posting Komentar